Siapkah menyongsong jodoh anda?

Jodoh tidak jelas datangnya kapan. Yang pasti sudah Allah tetapkan. Kita tidak bisa hanya menunggu tanpa melakukan persiapan apapun. Beberapa persiapan yang harus dilakukan:

a. Persiapan ruhiyah

  • Mulailah dengan bersangka baik pada Allah (husnudzhan) bahwa Allah Swt telah menciptakan pasangan bagi kita. Ia tidak akan melupakan dan menyia-nyiakan kita. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an

Maha suci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS Yaasin, 36:36)

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (QS Adz Dzariyat:49)

  • Perbanyak ibadah kepada Allah Swt. Dekatkan diri kepadaNya agar mata hati anda dapat melihat segala persoalan secara jernih. Karena Sang Penentu adalah Allah Swt, maka wajarlah jika kita semakin mendekatkan diri padaNya. Agar jika saatnya tiba kita dalam keadaan lapang hati menerimanya.
  • Mintalah kepada Allah mulai sekarang dengan kriteria yang anda inginkan. Jangan pernah ”memaksa” Allah untuk menjadikan si fulan/ah berjodoh dengan anda. Yang paling penting anda telah memohon kepada Dzat yang Maha Mengatur. Terserah Allah kapan jodoh itu akan diberikan. Siapapun dia. Jangan menyesal bila ternyata datangnya lebih cepat dari dugaan anda atau bahkan lebih lambat. Allah tahu mana saat yang paling tepat untuk kita.

b. Persiapan Mental/Psikologis

· Jadikan diri anda semakin baik dari waktu ke waktu.

Surat An Nuur ayat 26 menjelaskan bahwa jika anda menginginkan pasangan yang baik, maka tingkatkanlah kualitas diri anda. Kita tidak dapat menuntut orang untuk menjadi baik sementara kita tidak mau berubah menjadi lebih baik. Proses perubahan ini akan sangat berguna sampai anda menikah kelak. Karena adanya pasang surut dalam keimanan, bisa jadi lemahnya iman akan mempengaruhi satu sama lain. Karena itu harus ada yang terlatih untuk selalu memperbaiki diri dan memberikan pengaruh positif pada pasangannya

  • Pahami bahwa pasangan anda bukan malaikat yang ”sempurna”. Ia adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Siapkan diri agar dapat memenuhi sabda Rasulullah Saw yang mendorong kita untuk melihat bahwa terdapat ribuan kebaikan yang dimiliki pasangan hidup kita dibandingkan satu kekurangannya. Bangun sebuah keyakinan dalam diri bahwa kita ini pasangan yang compatibel. Saling melengkapi satu sama lain.
  • Sadarilah bahwa pasangan hidup anda bukan tempat bergantung ”segala-galanya”. Setiap individu harus memiliki kemandirian dan dasar ketrampilan hidup. Yang harus dibangun adalah kesiapan untuk saling bekerja sama, bahu membahu dalam kebajikan.
  • Berlatih untuk musyawarah dalam berbagai urusan. Karena rumah tangga dikelola oleh suami isteri, maka pengelolaannya sebaiknya bersama-sama. Sejak sekarang latihlah diri untuk mampu bermusyawarah dengan baik.
  • Berlatih mengambil keputusan berdasarkan analisa yang memadai, waktu yang singkat dan tidak emosional. Kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan sedapat mungkin diasah terus menerus. Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya keadaan-keadaan yang memerlukan keputusan cepat dalam kehidupan berumah tangga.
  • Membiasakan diri untuk empati,
  • Membiasakan diri untuk menghargai orang lain secara verbal dan non verbal
  • Membiasakan diri untuk mengekspresikan perasaan secara asertif

c. Persiapan Ilmu

  • Pelajari hak dan kewajiban suami istri
  • Pelajari hak dan kewajiban orang tua
  • Pelajari hak dan kewajiban tetangga dan kerabat
  • Pelajari Fiqh Ibadah dan Fiqh Muwazanah
  • Pelajari berbagai hal terkait dengan kehidupan berumah tangga

d. Persiapan Fisik

Fisik yang sehat dan kuat dapat membuat kita beribadah lebih baik, berbuat kebajikan lebih banyak dan meningkatkan kualitas amal shaleh. Beban-beban fisik yang akan dihadapi dalam kehidupan berumah tangga perlu diantisipasi dengan penyiapan fisik yang teratur.

e. Persiapan Finansial

Persiapan finansial yang dimaksud bukanlah tabungan untuk resepsi. Tetapi pemahaman yang utuh tentang menafkahi keluarga. Beberapa hal yang menjadi catatan adalah:

  • Pemahaman bahwa yang berkewajiban memenuhi nafkah adalah suami. Dengan standar yang diupayakan tidak terlalu jauh atau lebih baik dengan apa yang diberikan oleh ayahnya. Jika seorang istri membantu dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga sifatnya sedekah, bukan kewajiban.
  • Etos kerja harus dilatih sejak awal agar ketika saatnya tiba telah memiliki etos kerja yang baik. Sesulit apapun keadaannya etos tetap harus dipelihara.
  • Mulai berlatih untuk mandiri secara finansial tanpa mengganggu prestasi sekolah/kuliah.
  • Mulai berlatih menabung dan manajemen keuangan rumah tangga.

f. Persiapan Keterampilan

Ada keterampilan yang sifatnya umum, basic skill yang harus dimiliki laki-laki dan perempuan, seperti memasak sederhana, menjahit sederhana, membetulkan kerusakan kecil di rumah, mencuci dan menyetrika. Ada pula keterampilan yang dapat ditambahkan seiring dengan berjalannya waktu.

Nah, anda sudah siap menyongsong kehadiran jodoh anda????

~ by lediahanifa on January 3, 2009.

Leave a comment